“Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini:
Dengarlah sungguh-sungguh,
tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi
menanggap: jangan!
Buatlah hati bangsa ini keras
dan buatlah telinganya berat
mendengar dan buatlah matanya
melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti
dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."” (Yes
6:9-10)
Sewaktu membaca ayat ini, akhirnya saya semakin mengerti mengenai
3 step penting pertumbuhan rohani dan kemenangan dalam perjalanan rohani, yang
juga bisa diaplikasikan dalam banyak segi kehidupan kita.
STEP 1: MENDENGAR / MELIHAT
Jika mendengar dan melihat saja sudah tidak mau, apa lagi
yang bisa diharapkan? Tidak ada!
““buatlah telinganya berat mendengar dan
buatlah matanya melekat tertutup,
supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya”
-
Jika membaca dan mendengar Firman saja sudah
enggan, kita tidak bisa berharap bahwa kita akan mengalami pertumbuhan rohani
dan mencapai kemenangan demi kemenangan.
-
** Mendengar dan melihat (membaca) adalah langkah
awal keberhasilan. Karena mendengar dan melihat adalah langkah awal dalam
proses pembelajaran.
-
** Umumnya orang yang pengertian adalah orang yang
mau mendengar. Umumnya banyak masalah yang tidak perlu terjadi, atau sudah
terjadi tapi dapat teratasi jika kita mau lebih banyak mendengar.
-
** Penghalang kita untuk mau mendengar dan melihat
adalah kemalasan dan keegoisan. Kita kudu melawan sikap ini untuk bisa
mendengar dan melihat.
-
** Kita harus menaikkan level “mendengar” menjadi “menyimak”,
dan menaikkan level “melihat” menjadi “memperhatikan”.
Tetapi mendengar / melihat barulah 1 hal. Orang yang
mendengar belum tentu mengerti. Berapa banyak orang yang mendengar tetapi tidak
mengerti. Jika sampai saat ini kita suka mendengar dan melihat, itu sudah baik.
Tetapi yang perlu kita ketahui, TUJUAN DARI MENDENGAR / MELIHAT ADALAH
PENGERTIAN!
"Pergilah, dan
katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti:
jangan!”
STEP 2: MENGERTI
“Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci.”
(Luk 24:45)
Kunci memperoleh pengertian adalah membuka hati dan pikiran.
Apa itu “membuka hati dan pikiran”?
· * Bersedia untuk belajar sekalipun sepertinya hal
itu sudah kita ketahui – karena mungkin ada hal baru yang bisa kita peroleh.
·
* Bersedia untuk menangkap pesan / intisari dari
apa yang diajarkan.
·
* Bersedia untuk diajar sekalipun orang yang
mengajar kurang kita sukai / apa yang disampaikan mungkin akan menyakiti kita,
mengobrak-abrik kebodohan kita, menyingkapkan kotoran yang melekat pada hati
kita.
·
* Bersedia untuk memperbaiki diri dan bergerak /
melakukan sesuatu!
·
* Suatu bentuk dari Kerendahan Hati.
Selama kita menutup hati dari awal, kita mungkin mendengar
bahkan menyimak, dan mungkin melihat bahkan memperhatikan, tetapi yang kita
peroleh bukanlah pengertian, melainkan timbul perlawanan di dalam hati.
“Pada waktu ia
menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis. Kepada setiap
orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah
benih yang ditaburkan di pinggir jalan.” (Mat 13:4, 19)
Tetapi jika kita membuka hati, maka kdalam proses mendengar
dan melihat, kita akan memperoleh pengertian. Tetapi Mengerti adalah 1 hal,
sedangkan menanggap adalah hal yang lain lagi. Berapa banyak orang yang
mengerti tetapi tidak menanggap? Padahal setelah MENGERTI kita harus MENANGGAP!
STEP 3: MENANGGAP
“Buatlah hati bangsa ini keras…. supaya
jangan mereka….. mengerti dengan
hatinya, lalu berbalik
dan menjadi sembuh”
Ternyata yang membuat seseorang tidak menanggap adalah
karena KEKERASAN HATI. Mungkin ia sudah mengerti, tetapi ia kembali mengeraskan
hati. Inilah penghalang terbesar untuk seseorang menanggap! Padahal menanggap
adalah kunci dari kesembuhan / pertumbuhan / kemenangan / pemulihan. Mendengar
dan melihat itu tidak cukup, mengerti itu tidak cukup, kita harus menanggap!
Menanggap berarti kita harus aktif, melakukan sesuatu, tidak pasif / berdiam
diri.
Saat mencari
definisi mengenai “tanggap”, saya memperoleh definisi yang baik dari sebuah
blog pribadi: “Orang yang tanggap artinya mampu mendengar, mengerti apa yang
didengar dan melaksanakan apa yang seharusnya dia lakukan dengan benar”.
DOSA KEBEBALAN
Sepertinya salah satu dosa “kelas berat” adalah dosa kebebalan:
·
* Sudah mendengar, melihat, dan mengerti, tetapi
tidak menanggap, tidak bereaksi, tidak berubah.
·
* Sudah ditegur dengan keras, tersinggung, tetapi
tidak bertobat, malah semakin menjadi-jadi.
·
* Sudah ditegur dengan keras, tetapi tidak
tersinggung, kebal, cuek, tidak peduli, dan terus melanjutkan hal-hal yang
tidak baik.
Tuhan tidak menyerah dengan kebebalan manusia, Ia akan terus
menegur dan mengajar, mendidik dan menghukum, tetapi jika manusia terus bebal,
akan mendatangkan kecelakaan atas dirinya sendiri. Tuhan Yesus pun mencela
kebebalan orang Israel, dan mengulangi bagian kitab Yesaya (berarti ini adalah
hal yang penting):
“Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka;
karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka
tidak mendengar dan tidak mengerti.
Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap.
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar,
dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga
Aku menyembuhkan mereka.”
(Mat 13:13-15)
RL, September 2013