Kamis, 30 Mei 2013

BLESSED TO BE A BLESSING

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kej 12:2)

Hidup diberkati adalah impian semua orang. Dalam benak mereka, dengan hidup yang diberkati mereka akan menikmati berbagai kesuksesan, kelimpahan materi, dan dapat membeli apapun yang mereka sukai. Sayangnya tujuan sejati dari hidup yang diberkati bukanlah seperti itu. DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT – adalah rancangan, tujuan, dan panggilan Allah yang sangat luar biasa untuk setiap anak-anakNya – bagi kepentingan kerajaan Allah!

Janji Tuhan diatas sesungguhnya adalah janji Tuhan kepada Abraham. Tetapi saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi keturunan Abraham secara rohani sehingga kitapun berhak menerima janji tersebut (Gal 3:29)! Bukankah ini luar biasa? DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT adalah janji Tuhan untukmu juga!

BLESSED

Sebelum Tuhan membuatmu menjadi berkat, Tuhan akan memberkati hidupmu terlebih dulu. Sesungguhnya berkat Tuhan kepada kita tergantung dari respon kita. Bagaimana sudut pandang kita dalam memahami hati Tuhan, berkat Tuhan dan cara Tuhan memberkati kita, dan apa yang harus kita lakukan sehingga tangan Sang Pemberi Berkat itu senantiasa ada di atas kepala kita.

Apakah wadah berkatmu sudah bersih?

Sebelum Tuhan memberkati Abram, ia dipanggil keluar dari negerinya, Ur-Kasdim, menuju negeri yang Tuhan janjikan, Tanah Kanaan (Kej 12:1). Ur Kasdim adalah sebuah kota penyembah berhala. Kota itu seperti Athena pada masa Paulus. Ada dewa yang disembah di mana-mana. Ayah Abram, Terah, dan keluarga mereka adalah para penyembah berhala. Untuk memperoleh berkat yang Tuhan janjikan, kitapun harus keluar dari kenajisan dan mengeluarkan kenajisan dari wadah berkat kita (hati kita)!

”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Pet 2:9)

Pertama, keluarkan pandangan negatifmu tentang Tuhan. Pahamilah sungguh-sungguh bahwa Tuhan itu Pemberi, dan setiap pemberian yang baik berasal daripadaNya (Yak 1:17). Ia adalah Bapa yang baik! Coba perhatikan hidupmu: nafas hidup, kesehatan, kesempatan untuk sekolah, anugerah untuk melayani Tuhan, bukankah itu adalah berkat Tuhan untukmu? Banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa mensyukuri berkat yang Tuhan beri, malah bersungut-sungut dan berbalik menuduh Tuhan adalah Bapa yang kejam. Maka Tuhan berkata, ”Apa yang kamu katakan dihadapanKu akan Kulakukan padamu” (Bil 14:27-30).

Kedua, keluar dari hidup yang lama! Kita tidak bisa memaksa Tuhan memberkati kita jika masih ada kepahitan, iri hati, kecurangan, kenajisan, dan hal-hal yang dibenci Tuhan dalam hidup kita. Dosa menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Banyak pelajar melakukan kecurangan dalam ujian dan meminta Tuhan memberkatinya. Banyak remaja membenci orangtuanya dan meminta Tuhan memberkati masa depannya. Tuhan tidak mungkin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pribadiNya dan FirmanNya! Tidak bisa!

Ketiga, keluarkan motivasi yang salah dari hati kita. Apa motivasi pengabdian kita kepada Tuhan, termasuk berkat yang Ia berikan kepada kita? Untuk kemuliaan dan kesenangan diri? Siapakah yang kita kasihi: Berkat atau Sang Pemberi Berkat? Sekalipun diberi janji yang luar biasa, bukan berkat yang mempesona Abraham, bukan juga fasilitas Tuhan yang ia cari, tetapi ia mengasihi Sang Pemberi Berkat yang memanggilnya untuk tujuan yang besar. Bahkan tindakan yang sangat berani ia ambil: mempersembahkan apa yang paling ia cintai (Kej 22:16-18). Sebaliknya, pemuda kaya yang menemui Yesus ternyata lebih mengasihi berkat daripada Sang Pemberi Berkat, maka berkat itu menjadi pemisah bagi dirinya dengan Tuhan. Berkat yang Tuhan sediakan bukan untuk kita nikmati sendiri dan menjadi orang yang egosentris, tetapi untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Berkat diberikan bukan untuk menghancurkan hidupmu.
Berkat yang Tuhan beri bukan hanya berkat finansial saja, tetapi berkat Tuhan itu juga berupa kesehatan, hikmat, talenta-talenta, kelebihan-kelebihan yang kita miliki, dll.

Seberapa besarkah wadahmu?

”Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.” (2 Raj 4:5-6)

Seberapa besar wadah yang kita siapkan, sebesar itu pula berkat Tuhan mengalir dalam hidupmu.

1. Seberapa besar imanmu kepada Tuhan? Iman memiliki kemampuan menarik berkat yang belum kelihatan untuk terjadi di alam nyata! Ketika melihat bintang-bintang di langit, Abraham percaya kepada janji Allah bahwa keturunannya akan banyak seperti bintang-bintang di langit! Seberapa besar imanmu kepada Tuhan untuk studimu, untuk keluargamu, untuk masa depanmu, untuk pelayananmu? Yusuf mendapat impian/visi  yang besar dari Tuhan. Tidak sedikitpun ia goyah akan mimpinya sekalipun ia harus melalui banyak ujian. Maka pada saatnya Tuhan mengangkatnya menjadi perdana menteri Mesir yang memberi makan bangsa-bangsa saat dunia terjadi kelaparan!

2. Seberapa siap engkau menampung berkat Tuhan? Perumpamaan talenta menjelaskan kepada kita bahwa orang yang diberi 5 talenta, 2 talenta, 1 talenta, diberi berdasarkan kemampuannya. Terkadang seseorang iri melihat orang lain yang dipercayakan banyak, tidak ia ketahui bahwa semakin seseorang dipercayakan banyak, semakin ia dituntut banyak. Dari perumpamaan itu juga kita belajar bahwa untuk memperbesar kapasitas kita diperlukan proses. Dalam proses itulah kita belajar mengelola berkat yang Tuhan percayakan sampai akhirnya berkat itu berlipatganda dalam hidup kita. Abraham mengelola berkat yang Tuhan percayakan sampai ia menjadi sangat kaya! Sebagai pelajar, sudahkah kita mengelola dengan baik: waktu, studi, keluarga, kesehatan, talenta/bakat, uang, dan berkat-berkat lain yang Tuhan percayakan pada kita? Jika kita mengelola dengan baik, maka berkat itu akan berlipatganda! Jika tidak, berkat itu Tuhan berikan pada orang lain!

3. Seberapa siap engkau akan menyalurkan berkat Tuhan itu? Jika kita meneliti kehidupan Abraham, kita akan menemukan: Tuhan memberkati Abraham dalam segala hal (Kej 24:1). Bukan hanya berkat-berkat jasmani, tetapi juga berkat-berkat rohani. Bukan hanya berkat di satu bidang, tetapi berkat di segala aspek hidupmu. Dan Tuhan memberkati Abraham sampai berkelimpahan (Kej 22:16-18). Tuhan rindu mencurahkan berkat bukan hanya cukup atau pas, tetapi berlimpah-limpah (Yoh 10:10)! Berkat yang berlimpah-limpah dalam segala hal itu butuh banyak bejana baru! Jika hanya keluargamu yang jadi bejanamu, maka engkau akan diberkati untuk kapasitas keluargamu saja. Tetapi jika sekolahmu, gerejamu, kotamu juga adalah bejana-bejanamu, maka Tuhan akan mencurahkan berkatNya berlimpah-limpah!


BLESSED TO BE A BLESSING

Sejak Tuhan memanggil Abram, Tuhan telah menetapkannya bahwa ia akan menjadi berkat. Hal ini diperkuat kembali setelah Tuhan mengubah nama Abram menjadi Abraham. Abram memiliki arti “bapa yang diagungkan” (diberkati). Tetapi Abraham adalah “bapa sejumlah besar bangsa” (menjadi berkat). Fokus hidupnya bukan lagi diberkati untuk dirinya sendiri, tetapi menjadi berkat bagi kepentingan kerajaan Allah! Hidup yang berarti adalah hidup yang tidak egois (tidak hidup untuk kepentingan diri sendiri). Tetapi hidup yang dipakai menjadi alat/saluran berkat Allah bagi kemuliaan namaNya dan bagi keselamatan jiwa-jiwa!

Pelajar yang terkasih, Tuhan sudah memberkatimu dengan keluarga, kesehatan, hikmat, talenta-talenta, kelebihan-kelebihan khusus yang ada padamu, juga berkat finansial. Ingatlah tujuan Allah memberkati kita adalah untuk menjadi berkat!
Mulailah untuk menjadi berkat di rumah, sekolah, gereja, masyarakat, dan dimanapun kita berada. Kita bisa menjadi berkat melalui kesaksian hidup kita: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (1 Tim 4:12). Jangan tunggu setelah kita diberkati berlimpah baru menjadi berkat. Mulailah dari hal-hal yang kecil.
Semua itu harus kita lakukan berdasarkan kasih kita kepada Tuhan sehingga BLESSED TO BE A BLESSING – diberkati untuk menjadi berkat – merupakan gaya hidup kita yang konsisten sebagai orang percaya!

Tuhan sudah siap untuk memberkatimu berlimpah-limpah dalam segala hal agar engkau menjadi penggenap rancanganNya pada zaman ini. Pertanyaan Tuhan adalah: SUDAH SIAPKAH KAMU?

”Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Yesaya 49:6

RL, April 2011 
[Revival News Edisi 4 Bulan Mei 2011, Rubrik Bible Focus]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar