Hidup diberkati
adalah impian semua orang. Dalam benak mereka, dengan hidup yang diberkati
mereka akan menikmati berbagai kesuksesan, kelimpahan materi, dan dapat membeli
apapun yang mereka sukai. Sayangnya tujuan sejati dari hidup yang diberkati
bukanlah seperti itu. DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT – adalah rancangan,
tujuan, dan panggilan Allah yang sangat luar biasa untuk setiap anak-anakNya – bagi
kepentingan kerajaan Allah!
Janji Tuhan
diatas sesungguhnya adalah janji Tuhan kepada Abraham. Tetapi saat kita
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi keturunan Abraham
secara rohani sehingga kitapun berhak menerima janji tersebut (Gal 3:29)!
Bukankah ini luar biasa? DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT adalah janji Tuhan
untukmu juga!
BLESSED
Sebelum Tuhan membuatmu
menjadi berkat, Tuhan akan memberkati hidupmu terlebih dulu. Sesungguhnya
berkat Tuhan kepada kita tergantung dari respon kita. Bagaimana sudut pandang
kita dalam memahami hati Tuhan, berkat Tuhan dan cara Tuhan memberkati kita,
dan apa yang harus kita lakukan sehingga tangan Sang Pemberi Berkat itu senantiasa
ada di atas kepala kita.
Apakah wadah berkatmu sudah bersih?
Sebelum Tuhan
memberkati Abram, ia dipanggil keluar dari negerinya, Ur-Kasdim, menuju negeri
yang Tuhan janjikan, Tanah Kanaan (Kej 12:1). Ur Kasdim adalah sebuah kota
penyembah berhala. Kota itu seperti Athena pada masa Paulus. Ada dewa yang
disembah di mana-mana. Ayah Abram, Terah, dan keluarga mereka adalah para
penyembah berhala. Untuk memperoleh berkat yang Tuhan janjikan, kitapun harus
keluar dari kenajisan dan mengeluarkan kenajisan dari wadah berkat kita (hati
kita)!
”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Pet 2:9)
Pertama, keluarkan pandangan negatifmu tentang Tuhan. Pahamilah sungguh-sungguh
bahwa Tuhan itu Pemberi, dan setiap pemberian yang baik berasal daripadaNya
(Yak 1:17). Ia adalah Bapa yang baik! Coba perhatikan hidupmu: nafas hidup,
kesehatan, kesempatan untuk sekolah, anugerah untuk melayani Tuhan, bukankah
itu adalah berkat Tuhan untukmu? Banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa
mensyukuri berkat yang Tuhan beri, malah bersungut-sungut dan berbalik menuduh
Tuhan adalah Bapa yang kejam. Maka Tuhan berkata, ”Apa yang kamu katakan dihadapanKu
akan Kulakukan padamu” (Bil 14:27-30).
Kedua, keluar dari hidup yang lama! Kita tidak bisa memaksa Tuhan memberkati kita
jika masih ada kepahitan, iri hati, kecurangan, kenajisan, dan hal-hal yang
dibenci Tuhan dalam hidup kita. Dosa menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Banyak
pelajar melakukan kecurangan dalam ujian dan meminta Tuhan memberkatinya. Banyak
remaja membenci orangtuanya dan meminta Tuhan memberkati masa depannya. Tuhan tidak mungkin melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan pribadiNya dan FirmanNya! Tidak bisa!
Ketiga, keluarkan motivasi yang salah dari hati kita. Apa motivasi pengabdian kita
kepada Tuhan, termasuk berkat yang Ia berikan kepada kita? Untuk kemuliaan dan
kesenangan diri? Siapakah yang kita kasihi: Berkat atau Sang Pemberi Berkat? Sekalipun
diberi janji yang luar biasa, bukan berkat yang mempesona Abraham, bukan juga fasilitas
Tuhan yang ia cari, tetapi ia mengasihi Sang Pemberi Berkat yang memanggilnya
untuk tujuan yang besar. Bahkan
tindakan yang sangat berani ia ambil: mempersembahkan apa yang paling ia cintai
(Kej 22:16-18). Sebaliknya, pemuda kaya yang menemui Yesus ternyata lebih
mengasihi berkat daripada Sang Pemberi Berkat, maka berkat itu menjadi pemisah
bagi dirinya dengan Tuhan. Berkat yang Tuhan sediakan bukan untuk kita nikmati
sendiri dan menjadi orang yang egosentris, tetapi untuk menjadi saluran berkat
bagi orang lain. Berkat diberikan bukan untuk menghancurkan hidupmu.
Berkat yang Tuhan
beri bukan hanya berkat finansial saja, tetapi berkat Tuhan itu juga berupa
kesehatan, hikmat, talenta-talenta, kelebihan-kelebihan yang kita miliki, dll.
Seberapa besarkah wadahmu?
”Pergilah perempuan itu dari padanya;
ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya
mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika
bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya:
"Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada
ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu
mengalir.” (2 Raj
4:5-6)
Seberapa besar
wadah yang kita siapkan, sebesar itu pula berkat Tuhan mengalir dalam hidupmu.
1. Seberapa
besar imanmu kepada Tuhan? Iman memiliki kemampuan menarik berkat yang belum
kelihatan untuk terjadi di alam nyata! Ketika melihat bintang-bintang di
langit, Abraham percaya kepada janji Allah bahwa keturunannya akan banyak
seperti bintang-bintang di langit! Seberapa besar imanmu kepada Tuhan untuk
studimu, untuk keluargamu, untuk masa depanmu, untuk pelayananmu? Yusuf
mendapat impian/visi yang besar dari
Tuhan. Tidak sedikitpun ia goyah akan mimpinya sekalipun ia harus melalui
banyak ujian. Maka pada saatnya Tuhan mengangkatnya menjadi perdana menteri
Mesir yang memberi makan bangsa-bangsa saat dunia terjadi kelaparan!
2. Seberapa
siap engkau menampung berkat Tuhan? Perumpamaan talenta menjelaskan kepada kita
bahwa orang yang diberi 5 talenta, 2 talenta, 1 talenta, diberi berdasarkan
kemampuannya. Terkadang
seseorang iri melihat orang lain yang dipercayakan banyak, tidak ia ketahui
bahwa semakin seseorang dipercayakan banyak, semakin ia dituntut banyak. Dari
perumpamaan itu juga kita belajar bahwa untuk memperbesar kapasitas kita
diperlukan proses. Dalam proses itulah kita belajar mengelola berkat yang Tuhan
percayakan sampai akhirnya berkat itu berlipatganda dalam hidup kita. Abraham
mengelola berkat yang Tuhan percayakan sampai ia menjadi sangat kaya! Sebagai
pelajar, sudahkah kita mengelola dengan baik: waktu, studi, keluarga,
kesehatan, talenta/bakat, uang, dan berkat-berkat lain yang Tuhan percayakan
pada kita? Jika kita
mengelola dengan baik, maka berkat itu akan berlipatganda! Jika tidak, berkat
itu Tuhan berikan pada orang lain!
3. Seberapa siap
engkau akan menyalurkan berkat Tuhan itu? Jika kita meneliti kehidupan Abraham,
kita akan menemukan: Tuhan memberkati Abraham dalam segala hal (Kej 24:1). Bukan
hanya berkat-berkat jasmani, tetapi juga berkat-berkat rohani. Bukan hanya
berkat di satu bidang, tetapi berkat di segala aspek hidupmu. Dan Tuhan memberkati
Abraham sampai berkelimpahan (Kej 22:16-18). Tuhan rindu mencurahkan berkat
bukan hanya cukup atau pas, tetapi berlimpah-limpah (Yoh 10:10)! Berkat yang
berlimpah-limpah dalam segala hal itu butuh banyak bejana baru! Jika hanya
keluargamu yang jadi bejanamu, maka engkau akan diberkati untuk kapasitas
keluargamu saja. Tetapi jika sekolahmu, gerejamu, kotamu juga adalah
bejana-bejanamu, maka Tuhan akan mencurahkan berkatNya berlimpah-limpah!
BLESSED TO BE A BLESSING
Sejak Tuhan
memanggil Abram, Tuhan telah menetapkannya bahwa ia akan menjadi berkat. Hal
ini diperkuat kembali setelah Tuhan mengubah nama Abram menjadi Abraham. Abram memiliki arti “bapa yang
diagungkan” (diberkati). Tetapi Abraham
adalah “bapa sejumlah besar bangsa” (menjadi berkat). Fokus hidupnya bukan lagi
diberkati untuk dirinya sendiri, tetapi menjadi berkat bagi kepentingan
kerajaan Allah! Hidup yang berarti adalah hidup yang tidak egois (tidak hidup
untuk kepentingan diri sendiri). Tetapi hidup yang dipakai menjadi alat/saluran
berkat Allah bagi kemuliaan namaNya dan bagi keselamatan jiwa-jiwa!
Pelajar yang
terkasih, Tuhan sudah memberkatimu dengan keluarga, kesehatan, hikmat,
talenta-talenta, kelebihan-kelebihan khusus yang ada padamu, juga berkat
finansial. Ingatlah tujuan Allah memberkati kita adalah untuk menjadi berkat!
Mulailah untuk menjadi
berkat di rumah, sekolah, gereja, masyarakat, dan dimanapun kita berada. Kita bisa menjadi berkat melalui kesaksian
hidup kita: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (1 Tim
4:12). Jangan tunggu setelah
kita diberkati berlimpah baru menjadi berkat. Mulailah dari hal-hal yang kecil.
Semua itu harus
kita lakukan berdasarkan kasih kita kepada Tuhan sehingga BLESSED TO BE A BLESSING
– diberkati untuk menjadi berkat – merupakan gaya hidup kita yang konsisten
sebagai orang percaya!
Tuhan sudah siap
untuk memberkatimu berlimpah-limpah dalam segala hal agar engkau menjadi
penggenap rancanganNya pada zaman ini. Pertanyaan Tuhan adalah: SUDAH SIAPKAH
KAMU?
”Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi
hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang
Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang
bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Yesaya 49:6
RL, April 2011
[Revival News Edisi 4 Bulan Mei 2011, Rubrik Bible Focus]
[Revival News Edisi 4 Bulan Mei 2011, Rubrik Bible Focus]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar